Oleh: Abu Najib Abdillah Fahrur Mu'is
Sebagai pemeluk
Islam, tak salah jika kita merenungkan tentang kualitas keimanan dan keislaman
yang kita miliki saat ini. Bahkan, renungan seperti ini lazimnya selalu
bergejolak dalam diri kita supaya mampu tampil menjadi yang terbaik di sisi
Allah.
Hal ini merupakan sebuah keniscayaan. Karena, sering kali, mayoritas
umat ini telah merasa cukup dan merasa puas terhadap ibadah yang telah
dilakukannya. Atau, karena faktor lingkungan yang sudah terkondisikan
sedemikian rupa, sehingga timbul rasa malas dan enggan untuk melakukan
muhasabah atas keimanan dan keislaman yang bersemayam dalam hati kita.
Telah kita
pahami, bahwa iman selalu mengalami pasang surut. Iman bertambah dengan taat
dan berkurang dengan maksiat. Oleh karena itu, Rasulullah memotivasi umatnya
agar senantiasa memperbarui keimanan dengan cara menjalankan ibadah yang telah
dianjurkan dalam Islam, yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Seorang muslim
yang baik, seyogianya selalu meningkatkan kualitas ibadah yang dilakukannya.
Rasulullah mengingatkan, "Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih
jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama
dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang
hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang
beruntung." (HR. Bukhari).
Hadits di atas
harus menjadi cambuk bagi kita untuk senantiasa giat beramal dan berupaya
meningkatkannya setiap saat. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dalam
salah satu ayat Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar kembali
beriman. Perintah ini menunjukkan bahwa keimanan yang dimiliki orang-orang
beriman masih memiliki banyak kekurangan serta kelemahan, sehingga harus senantiasa
dibenahi dan ditingkatkan lagi agar lebih baik dari sebelumnya.
Bentengi Diri
dengan Iman
Perkembangan
teknologi akhir-akhir ini, menjadikan dunia yang amat luas di era globalisasi
ini menjadi sempit, mengecil, dan terbatas. Perubahan ini tentu saja berdampak
positif dan negatif bagi kelangsungan hidup seorang muslim. Dampak negatif dari
perubahan dan pergeseran zaman mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis habis
nilai-nilai moral dan iman. Bahkan, lebih jauh dari itu dapat menghancurkan
masa depan dan peradaban manusia.
Oleh karena
itu, seorang muslim harus membentengi diri dengan keimanan dan keislaman yang
kuat. Tanpa iman yang kokoh kehidupan seorang muslim akan terombang-ambing dan
bisa berujung pada kehancuran. Iman adalah pelita, yang menjadi penerang dan
petunjuk pada jalan yang lurus.
Menjadi Muslim
Terbaik
Perjalanan
waktu harus memiliki arah positif bagi kaum muslimin, yaitu bagaimana kita
mampu tampil ke depan, menjadi sosok individu yang saleh, dan mampu menjadi
teladan dan panutan bagi orang lain. Seorang sahabat pernah bertanya kepada
Rasulullah, "Muslim bagaimana yang paling baik itu?" Rasul menjawab,
"Yaitu seorang muslim yang membuat orang-orang muslim atau lainnya selamat
dari gangguan, kejahatan lisan, dan tangannya." (HR Muslim).
Muslim terbaik
sebagaimana ditegaskan hadits di atas adalah mereka yang mampu menjaga lisan,
mampu menahan diri dan perbuatannya untuk tidak menyakiti orang lain, tidak
menzalimi dan menganiaya makhluk ciptaan-Nya. Mereka adalah profil individu yang
mampu menciptakan ketenangan, kedamaian, dapat melestarikan alam ciptaan Allah
serta menjaganya dari kerusakan. Seorang muslim sejati adalah mereka yang
selamat di dunia dan akhirat dan mampu menyelamatkan orang lain.
Rasulullah
mengibaratkan kehidupan seorang muslim bak lebah, yang hanya menghisap sari
pati bunga yang cantik nan harum semerbak, hingga hanya menghasilkan sesuatu
yang besar manfaatnya bagi manusia, yaitu madu. Makna implisitnya, seorang
muslim di mana pun dia berada dan kapan pun harus memberi manfaat bagi lainnya,
tidak menjadi sampah dan parasit yang merugikan.
Muslim yang
paling baik adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Kehadirannya selalu
dinantikan, kebaikannya selalu diberikan kepada siapa saja tanpa pandang bulu,
senang membantu yang susah tanpa pamrih. Karena itu orang selalu mendambakan
dan selalu aman hidup bersamanya.
Dalam konteks
lain, Rasulullah menjelaskan bahwa muslim yang baik adalah mereka yang panjang
usianya kemudian banyak beramal salih. Hari demi hari selalu diisi dengan
prestasi ibadah yang tiada henti. Di samping itu, Al-Qur’an telah menjelaskan
secara jelas bahwa kriteria umat terbaik ialah mereka yang mampu menegakkan
amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar