Mencari ilmu adalah kewajiban bagi
setiap muslim.
Ada beberapa hal atau adab yang harus diketahui bagi sang pencari ilmu,
sehingga ilmu yang diperoleh bermanfaat, berkah, dan mendapat ridha Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Beberapa adab yang perlu
diketahui bagi sang pencari ilmu adalah sebagai berikut :
1. Ikhlas
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam " Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya..." [HR. Muttafaqun ‘Alaih]. Imam Nawawi menyatakan, para ulama memiliki kebiasaan menulis Hadist ini diawal pembahasan, guna mengingatkan para pencari ilmu agar meluruskan niat mereka sebelum menelaah kitab.
2. Mengutamakan yang Wajib
Hendaknya penuntut ilmu mengutamakan ilmu yang hukumnya Fardhu Ain untuk dipelajari terlebih dulu, semisal masalah aqidah, halal-haram, dan kewajiban yang dibebankan kepada muslim, maupun larangannya.
3. Meninggalkan yang Tidak Bermanfaat
Tidak semua ilmu boleh dipelajari, karena ada ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, bahkan bisa menjerumuskan orang yang mempelajarinya kepada keburukan. seperti ilmu sihir, dan lain sebagainya.
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ
عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ
هَارُوتَ وَمَارُوتَ
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir yang mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu
Harut dan Marut..."
[QS.
Al-Baqarah : 102].
4. Menghormati Ulama
Rasulullah SAW. bersabda, " Barang siapa menyakiti wali-Ku, maka Aku telah mengumandangkan perang kepadanya" [HR. Bukhari]. Imam Syafi'i dan Imam Hanifah menafsirkan yang dimaksud Wali dalam hadist itu adalah Para Ulama. Sehingga jangan sampai seorang penuntut ilmu melecehkan mereka, karena perbuatan itu mengundang murka dari Allah SWT.
5. Tidak
Malu
Sifat
malu dan gengsi bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh
ilmu. Karena itu para ulama menasehati
agar kedua sifat itu ditinggalkan dalam menuntut ilmu, sehingga pengetahuan yang bermanfaat bisa didapat.
6. Memanfaatkan Waktu
Hendaknya pencari ilmu tidak menyia-nyiakan
waktu hingga terlewatkan waktu belajar. Ulama besar seperti Imam Bukhari,
bisa dijadikan contoh di mana
beliau menyalakan lentera lebih dari 20 kali dalam semalam untuk menyalin
Hadist yang telah beliau peroleh. Artinya beliau amat menghargai waktu, malam
hari pun tidak beliau lewatkan kecuali untuk menimba ilmu.
7. Bermujahadah (Bersungguh-sungguh)
Para
ulama dahulu tidaklah bersantai-santai dalam mencari ilmu. Tentu kalau seorang
muslim menginginkan memiliki ilmu sebagaimana ilmu yang mereka miliki, maka
harus bersunggu-sungguh, seperti kesungguhan yang telah mereka lakukan.
Ada
yang mengatakan kepada Imam Ahmad saat beliau terlihat tidak kenal lelah dalam
mencari ilmu. "Apakah engkau tidak beristirahat?"
Beliau hanya mengatakan, "Istirahat hanya di Surga".
8. Menghindari
Maksiat
Nasihat
Imam Al-Waqi' kepada Imam Syafi'i mengenai sulitnya menghafal sangatlah
berharga. Imam Al Waqi' menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya dari Allah
SWT, sehingga tidak akan pernah bersatu dengan jiwa yang suka bermaksiat.
9. Mengamalkan
Ilmu
Setiap
ilmu yang dipelajari harus diamalkan. Para pencari ilmu hendaknya bersegera
mengamalkan apa yang telah ia ketahui dan pahami, jika hal itu berkenaan dengan
amalan-amalan yang bisa segera dikerjakan. Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan
" Wahai pembawa ilmu, beramallah dengan ilmu itu, barang siapa
yangsesuai antara ilmu dan amalannya, maka mereka akan selalu lurus".
[HR. Ad Darimi].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar